militer dunia
Selasa, 12 Februari 2013
Mengenal Jenis-jenis Senapan Serbu
Senapan serbu
1. Senapan Serbu buatan Perancis
FAMAS (Fusil d'Assaut de la Manufacture d'Armes de St-Etienne, atau FAMAS 5,56 yang artinya "Senapan Serbu buatan Pabrik Senjata St-Etienne Arms, bahasa Inggris : "Assault rifle of the Saint-Étienne weapon factory"), adalah senapan serbu menggunakan amunisi 5,56 x 45 mm berkonfigurasi bullpup yang dirancang dan diproduksi perusahaan senjata MAS (Manufacture d'armes de Saint-Étienne berlokasi di kota Saint Étienne, MAS merupakan anggota grup GIAT Industries yang sekarang berubah nama menjadi Nexter milik pemerintah Perancis
.
Sejarah pemakaian
Digunakan oleh Perancis
Sejarah produksi
Perancang: Paul Tellie
Tahun: 1967—1971
Produsen: Nexter dahulu bernama GIAT Industries
Diproduksi: 1975—sekarang
Varian: F1, G1, G2, FAMAS Export, FAMAS Civil, FAMAS Commando
Spesifikasi
Berat: 3,8 kg
Panjang: 757 mm
Panjang laras: 488 mm
Peluru: 5,56 x 45 mm NATO
STANAG 4172 untuk versi G2
Mekanisme: Blowback
Rata² tembakan: 950 butir/menit
Kecepatan peluru: 960–925 m/s
Jarak efektif: 300—450 m
Amunisi: Magazen box 25 atau 30-butir
Alat bidik: Bidikan besi
Senapan serbu
2. Senapan Serbu buatan Rusia
Senapan serbu AK-107 ini menggunakan desain sistem gas tipe yang didesain oleh Youriy Alexandrov di perusahaan senjata IZhMASh, Rusia. Desain pengoperasian berbasis gas ini mengadopsi senapan serbu AL-7 yang dikenal dengan Balanced Automatics Recoil System (BARS) atau sistem penyeimbang recoil otomatis yang dikembangkan oleh Peter Andreevich Tkachev dan digunakan pada tahun 1965. Sistem gas ini dimodifikasi oleh Alexandrov, kemudian diujicobakan pada senapan serbu AL-7. Senapan serbu AK-107 ini dilengkapi dengan fitur semi-automatic, fully-automatic dan three round burst (melontarkan tiga peluru dalam satu kali tembakan). Senapan ini menggunakan peluru tipe 5,45 x 39 mm.
Sejarah produksi
Perancang: Youriy K. Alexandrov
Tahun: 1990an
Produsen: IZhMASh
Varian: AK-108
Spesifikasi
Berat: 3,45 kg
Panjang: 943 mm popor dibuka / 700 mm popor dilipat
Panjang laras: 415 mm
Peluru: 5,45 x 39 mm (AK-107)
5,56 x 45 mm NATO (AK-108)
Mekanisme: Sistem Gas, Bolt berpotar, BARS system
Rata² tembakan: 850 butir/min (AK-107)
900 butir/min (AK-108)
Kecepatan peluru: 900 m/s (AK-107)
910 m/s AK-108)
Jarak efektif: 450 m
Jarak jangkauan: 1000 m
Amunisi: Magazen box isi 30 butir
Alat bidik: Bidikan besi (bidikan permanen di ujung laras, bidikan bentuk V di belakang
Senapan serbu
3. Senapan Serbu buatan Rusia
AN-94 sering juga disebut "Abakan" adalah senapan serbu modern Rusia. AN-94 berarti Avtomat Nikonova (sesuai dengan nama perancangnya yaitu Gennadiy Nikonov) Model 1994, yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai senapan serbu otomatis Nikonova model 1994 (Avtomat dalam bahasa Indonesia berarti otomatis). AN-94 merupakan proyek pemerintah Rusia sebagai pengganti senapan serbu legendaris AK-47 dengan nama Proyek Abakan sekitar tahun 1980an. Senapan produksi perusahaan senjata Rusia, Izhmash ini memiliki kemampuan di atas senapan serbu AEK-971, AKB-1 dan AK-107.
Salah satu kemampuannya adalah peredaman efek recoil bahkan setelah peluru meninggalkan laras senapan, sistem ini hampir sama dengan senapan AO-62. Dengan sistem ini peluru dapat mengenai sasaran bahkan pada posisi menembak yang sulit sekalipun. AN-94 juga memiliki fitur tembakan two-shot burst pada kecepatan rata-rata peluru mencapai 1800 butir/detik, dengan fitur ini peluru kedua meluncur berdekatan dengan peluru pertama, hal ini meminimalisasi efek recoil yang dihasilkan, karena recoil yang kecil peluru kedua hampir dapat menyamai ketepatan sasaran yang dihasilkan peluru pertama. Fitur tembakan two-shot burst ini efektif untuk menembus rompi anti peluru.
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1997–sekarang
Sejarah produksi
Perancang: Gennadiy Nikonov
Tahun: 1980-1994
Produsen: Izhmash
Diproduksi: 1994-
Spesifikasi
Berat: 3,85 kg (8.49 lb)
Panjang: 943 mm (37.1 in) popor dibuka
728 mm (28.7 in) popor dilipat
Panjang laras: 405 mm (15.9 in)
Peluru: 5,45 x 39 mm
Mekanisme: Operasi gas
Rata² tembakan: 1800 (two-shot burst) dan
600 (full auto) butir/menit
Kecepatan peluru: 900 meter/detik (m/s) (2,953 ft/s)
Jarak efektif: 400 m
Amunisi: Magazen box AK-74 kompatible isi 30, 45 dan
Magazen gasket isi 60 butir
Alat bidik: Bidikan besi
kemampuan radius bidikan 700 mm (27.6 in)
Dari atas ke bawah: M16A1, M16A2, M4, dan M16A4.
4. Senapan Serbu buatan Amerika
M16(dikenali sebagai Senapan, kaliber 5,56 mm, M16) adalah sebutan militer Amerika Serikat untuk senapan AR-15 . Colt membeli hak atas AR-15 dari ArmaLite dan saat ini menggunakan sebutan yang hanya untuk versi semi-otomatis senapan. Senapan M16 menembak menggunakan Magazen 5.56x45mm dan dapat menghasilkan efek melukai besar ketika dampak peluru pada kecepatan tinggi dan patek dalam jaringan menyebabkan fragmentasi dan cepat mentransfer energi.
Sejarah produksi
Perancang:
Eugene Stoner
L. James Sullivan
Tahun: 1957
Produsen:
Colt Defense
FN Herstal
H & R Firearms
General Motors
Diproduksi: 1960–sekarang
Jumlah produksi: Diatas 8 juta
Varian: Lihat Variants
Spesifikasi (M16A2)
Berat: 78 lb (35 kg) (Tiada Isi Peluru)
879 lb (400 kg) (Berisi Peluru Penuh)
Panjang: 39.625 in (1,010,000 mm)
Panjang laras: 20 in (508 mm)
Peluru: 5.56x45mm NATO
Mekanisme: Mekanisme Gas, Putaran Bolt (Langsung tubrukan)
Rata² tembakan: 12-15 putaran / menit berkelanjutan, 45-60 putaran / menit semi-otomatis, & 700-950 putaran / menit siklik
Kecepatan peluru: 3,100 kaki/detik (944.88 m/s)
Jarak efektif: 550 Meters (titik sasaran), 800 Meters (daerah sasaran)
Amunisi: Magazen box 30 butir,
Magazen box RPK 40 butir,
Magazen drum RPK 75 butir
5. Senapan Serbu buatan Indonesia
SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2.
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan: 2006-sekarang
Digunakan oleh: TNI, Komando Pasukan Katak
Pada perang: -
Sejarah produksi
Tahun: -
Produsen: PT Pindad
Spesifikasi
Berat: 3,2 kg (kosong)
Panjang: 930 mm
Panjang laras: 460 mm
Peluru: 5.56 x 45 mm NATO, .223 Remington
Kaliber: 5.56 x 45 mm
Mekanisme: Piston gas, bolt berputar
Rata² tembakan: 700 butir/menit
Kecepatan peluru: 710 m/s
Jarak efektif: 450 m
Amunisi: Magazen box STANAG isi 30-butir
Jumat, 08 Februari 2013
NI AL Uji Coba Senjata Strategis
TNI Angkatan Laut akan menguji coba senjata strategis rudal Yakhont, rudal Exocet MM 40, rudal C-802 serta Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal dan kapal selam dengan sasaran kapal permukaan dalam latihan perang laut Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur pada 25 September sampai 22 Oktober 2012.
Ilustrasi (img : http://defense-studies.blogspot.com/) |
"Pelaksanaan
uji coba penembakan senjata strategis yang dimiliki TNI Angkatan Laut
merupakan kesempatan yang sangat baik, disamping untuk menguji keandalan
senjata peluru kendali dan torpedo yang kita miliki, juga merupakan
ajang pengukuran penguasaan prosedur dan mekanisme proses penembakan
oleh para pengawaknya serta menjadi bukti nyata tingkat profesionalisme
prajurit TNI AL," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI Soeparno dalam sambutannya yang dibacakan Wakasal Laksamana Madya
TNI Marsetio, pada Upacara Pembukaan Geladi Posko Latihan Armada Jaya
XXXI/12 tahun 2012, di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal),
Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa.
Latihan Armada Jaya merupakan
latihan puncak TNI Angkatan Laut pada siklus latihan tahunan, yang
bertujuan mengukur kesiapan operasi, dari hasil pembinaan kekuatan dan
kemampuan seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu yang
dilaksanakan Kotama dan Satuan Kerja di Jajaran TNI AL.
Selain itu, untuk
mendukung peningkatan kesiagaan operasi TNI, dalam rangka
mengantisipasi serta menghadapi kemungkinan timbulnya ancaman yang dapat
mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Latihan
akan dilaksanakan mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya operasi amfibi
berupa pendaratan Pasukan Pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan
Timur. Seluruh persenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal
perang, pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan
kali ini.
Tidak kurang dari 35 kapal perang TNI AL dari berbagai
jenis, seperti kapal selam, perusak kawal rudal, kapal cepat rudal,
perusak kawal, angkut tank, buru ranjau, kapal tanker, dan kapal bantu
tunda akan dikerahkan.
"Sepuluh di antaranya akan menembakkan peluru kendali," kata Kasal.
Latihan
puncak yang melibatkan kurang lebih 5.500 personel ini juga mengerahkan
enam pesawat udara, satu Batalyon Tim Pendarat Marinir beserta 93
kendaraan tempur Pasukan Pendarat.
Latihan Armada Jaya XXXI/12
dilaksanakan dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan,
dimana pada tahap persiapan dilaksanakan kegiatan Geladi Posko pada 25
September sampai 2 Oktober 2012 di Seskoal. Sedangkan tahap pelaksanaan
dilaksanakan kegiatan Geladi Lapangan atau Manuver Lapangan tanggal 9
sampai 22 Oktober 2012 di Laut Jawa dan Pantai Sangatta.
Kasal
juga menyebutkan, pada tahun 2012 ini, sesuai dengan siklus Latihan TNI,
akan dilaksakanan Latihan Gabungan TNI, sehingga Latihan Armada Jaya
ini dapat dimanfaatkan sebagai latihan parsial guna menyongsong Latgab
TNI 2012.
"Pelaksanaan latihan ini harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan serius sesuai dengan tahapan latihan," katanya.
Latihan
Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI AL dan dilaksanakan setiap
tahun di wilayah yang berbeda, bahkan diusahakan seluruh pantai yang ada
di Indonesia pernah dijadikan sebagai daerah latihan. Dengan menggelar
latihan di daerah tersebut akan menjadi salah satu referensi bagi TNI
AL, jika sewaktu-waktu dibutuhkan operasi sebenarnya.
Armada Jaya
XXXI/2012 merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan di Sangatta, yang
pertama pada 2005. Sedangkan 2007 latihan terbesar TNI AL dilaksanakan
di Kaimana, Papua serta 2008 di Pantai Banongan dan 2009 di Pantai
Banyuwangi, Situbondo Jawa Timur.
"Kesuksesan latihan ini
merupakan salah satu indikator bahwa TNI AL siap mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan NKRI dari setiap ancaman," kata Kasal.
Senin, 28 Januari 2013
KEKUATAN TNI YANG GENTARKAN DUNIA
Indonesia
akhirnya bergerak maju untuk menyongsong industri peluru kendali dalam
negeri. Kerjasama pembuatan Rudal C-705 dengan China, sempat membuat kepala para petinggi Dephan pening, karena tuntutan China cukup tinggi, jika Indonesia ingin memperoleh ToT-nya (transfer of technology). Namun persoalan ini akhirnya terselesaikan, walau persyaratannya cukup berat.
Sebagai langkah awal TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri.Rencananya, sebanyak 16 kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine, bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut.
“Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013.
PT. Pindad dipastikan akan memproduksi panser canon Tarantula asal Korea Selatan, dikutip dari itoday bahwa Legal & Public Relation Manager PT.Pindad, Tuning Rudyati mengatakan bahwa Pindad akan memproduksi panser canon asal Korea Selatan, sebagai bagian dari perjanjian transfer of technology (ToT) yang dibuat Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan.
Rencananya Pemerintah Indonesia akan membeli 22 panser canon Tarantula dari Korea Selatan, dimana 11 di antaranya akan diproduksi dan didatangkan langsung dari Korea Selatan, dan sisanya akan diproduksi oleh Pindad, " ungkapnya.
Penjelasan Tuning juga menjelaskan mengapa pihak CMI Defense Belgia, mengklaim bahwa pihaknya akan memasok turret CSE90 dan laras kaliber 90 mm untuk Tarantula Pindad. Padahal sebelumnya, turret dan laras ini digunakan Pindad dalam pengembangan panser canon yang didesain dari basis panser Anoa, namun pada akhirnya gagal dikembangkan karena pemerintah lebih memilih membeli barang dari Korea Selatan.
Pindad Membuat Anoa Versi 2 Armoured dan RCWS
Selain kepastian memproduksi 11 unit panser canon dari Korea Selatan sebagai bagian dari transfer of technology (TOT), ada kabar baik lainnya dari PT.Pindad (Persero).
Tuning Rudyati mengatakan bahwa versi terbaru panser Anoa versi 2, yang sudah menambahkan armoured dan RCWS sudah siap diproduksi. "Kami sudah bekerjasama dengan ST Kinetics dan Selex untuk pengadaan RCWS Anoa 2," ungkapnya.
ST Kinetics sendiri mebenarkan informasi dari Pindad, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai apa-apa saja detil kerjasama dua perusahaan ini dan menyerahkan semuanya ke pihak Pindad.
Namun hal sedikit berbeda disampaikan oleh Selex Galileo, yang mengatakan bahwa belum ada kesepakatan antara Selex dengan Pindad. Namun Selex tetap menyatakan bahwa mereka saat ini sedang melakukan penawaran berbagai produknya ke Pindad, dan berharap bisa bekerjasama dengan BUMNIS asal Bandung ini.
"Saat ini kami sedang menawarkan produk Selex Galileo kepada Pindad, " ungkap Product Marketing Manager International, Lucarini Massimo.
Pindad sendiri mengakui sudah siap untuk memproduksi panser Anoa versi terbarunya jika pemerintah memesannya.
Bandung (MI) :INDUSTRI pertahanan dalam negeri menunjukkan geliatnya lewat beberapa produk yang mulai mendunia. Diantara produk yang masih sedikit itu, nama Panser 6x6 Anoa menjadi salah satu produk alat utama sistem senjata (alutsista) lokal yang menjadi andalan.
Kehandalan kendaraan lapis baja ini sudah diakui dunia. Bahkan, pasukan penjaga perdamaian PBB menggunakan kendaraan ini untuk misinya di beberapa negara konflik. Sejumlah negara juga mulai tertarik untuk membelinya. Sebut saja Malaysia, misalnya. Negeri Jiran itu memesan puluhan Anoa yang diproduksi PT Pindad. Di dalam negeri, TNI Angkatan Darat sudah memesan sekitar 200 unit Anoa dalam beberapa tahap. Sekarang ini produksi terus dikebut untuk memenuhi seluruh pesanan itu.
Keberhasilan Anoa tidak dicapai dalam waktu yang singkat. PT Pindad mulai membuat prototype kendaraan anti peluru ini sejak darurat militer di Aceh. Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, mengatakan pada saat operasi militer di Aceh, ada peristiwa di mana truk pengangkut prajurit TNI kecelakaan yang menewaskan anggota. Dari peristiwa itu, salah seorang petinggi TNI menanyakan kesanggupan Pindad untuk membuat kendaraan angkut yang lebih aman. Tantangan itu dijawab dengan lahirnya prototype berupa kendaraan angkut hasil modifikasi truk pengangkut.
Truk biasa itu dibuatkan penutup di sisi-sisinya untuk lebih melindungi prajurit. Kendaraan itu terus dikembangkan hingga pada periode 2000-an lahirlah Panser 6x6 yang dinamai Anoa. “Saat itu varian APC (kendaraan angkut personel),” katanya, Selasa (16/10) lalu. PT Pindad terus mengembangkan Anoa. Kini telah ada beberapa varian Panser yang diproduksi. Diantaranya, angkut personel, ambulans, recovery, komando, dan angkut logistik. Panser itu dibuat menggunakan bahan lokal untuk lapisan baja. Sedangkan mesin masih harus mendatangkan dari luar negeri.
“Mesin kita beli sesuai pesanan, bisa Renault bisa Mercedes,” katanya. Pihaknya terpaksa membeli mesin dari luar negeri setelah kerja sama pengadaan mesin dari dalam negeri kandas. Saat itu, PT Pindad menjalin kerja sama dengan Texmaco untuk pemasok mesin. “Tapi berhubung Texmaco kolaps, kita beli dari luar negeri. Ke depan kalau ada industri di tanah air yang bisa menyediakan mesin sekelas yang kita gunakan, pasti kita gunakan dari dalam negeri,” sebut dia.
PT Pindad membanderol harga per unit Panser Anoa dalam kisaran Rp 8 miliar, tergantung spesifikasi yang dipesan. Kerja keras PT Pindad membuahkan hasil sepadan. Anoa menjadi produk alutsista laris karena terbukti handal. Bahkan, Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi dalam negeri, selain senapan serbu yang juga dihasilkan PT Pindad. Dalam Indo Defence V 2012 Expo and Forum, 7-10 November nanti di Jakarta, Panser 6x6 Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi Indonesia yang dipamerkan.
“Anoa sudah teruji di internasional dalam misi PBB,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Pada ajang itu, Anoa akan bersanding dengan berbagai alutsista yang diproduksi puluhan negara yang turut serta. Tercatat sekitar 50 negara dari lima benua akan turut serta dengan lebih dari 600 perusahaan. “Bahkan akan ada 25 paviliun negara dan akan hadir sebanyak tujuh menteri pertahanan dan panglima, wakil menteri pertahanan, serta pejabat-pejabat pertahanan dan militer dari lima benua,” lanjut Sjafrie.
Penampilan sejumlah produk pertahanan andalan yang diproduksi perusahaan milik negara maupun swasta dengan ikon Anoa ini, menurut Sjafrie, merupakan wujud konkret era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri. Lewat pameran itu, diharapkan bakal memacu penjualan alutsista lokal di pasar internasional.
(Ilustrasi: KRI Kujang 642)
KRI Beladau 643 merupakan Kapal perang ketiga dari jenis Kapal
Cepat Rudal (KCR) 40 yang dibangun oleh PT Palindo Marine, Batam .
Penamaan kapal ini mengambil nama dari salah satu senjata asli indonesia
yaitu Beladau, Beladau adalah senjata berupa pisau/belati yang berasal dari daerah Sumatera.
KRI Beladau melakukan sea trial pada 11 januari 2013 dan rencananya akan diresmikan masuk dalam jajaran Armada TNI AL pada tanggal 25 januari 2013. Sama seperti para pendahulunya yaitu KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642, Kapal ini terbuat dari Bahan Baja - Alumunium yang terdiri dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian lambungnya, Sementara untuk bagian atas kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar. Baja High Tensils Steel sendiri merupakan produk dalam negeri yang diperoleh dari PT. Krakatau Steel.
Dalam hal persenjataan, Kapal perang ini dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih Sensor Weapon Control ( Sewaco ) berupa meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System ( CIWS ) dan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm, kapal ini juga dilengkapi 2 set Rudal C-705 sebagai rudal anti kapal permukaan. KRI Beladau 643 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang bertugas menyergap dan menghancurkan musuh dengan cepat serta menghindar dari serangan lawan dengan cepat pula.
BTR-80 adalah pengangkut personel lapis baja beroda 8 x 8 yang
dirancang dan diproduksi oleh Rusia. Produksi pertama dimulai pada tahun
1986, untuk menggantikan versi-versi sebelumnya, seperti BTR-60 dan
BTR-70. Rusia merancang BTR-80 berdasarkan BTR-70. Kendaraan ini
menggunakan mesin diesel V-8 turbo 260-hp.
Di indonesia BTR-80 sudah masuk jajaran Korps Marinir TNI AL sejak tahun 2000 dengan mengakusisi 12 unit BTR-80A. Kendaraan baja tersebut bertugas dengan Detasemen Kavaleri di dalam Brigade Marinir I. TNI AL mempersenjatai BTR-80 dengan meriam otomatis 2A72 kaliber 30 mm dan mitraliur PKT kaliber 7.62 mm. BTR-80 juga merupakan cikal bakal lahirnya APC Anoa produksi PT. Pindad.
Karakteristik umum BTR-80A
Artillery Saturation Rocket System atau lebih dikenal dengan sebutan
ASTROS II adalah sistem peluncur roket multi-laras atau MLRS ( Multiple
Launch Rocket System ) yang diproduksi oleh perusahaan Avibras, Brasil.
Sistem ini mampu menembakkan roket dengan kaliber 127 mm sampai 300 mm.
Astros II dikembangkan dengan basis kendaraan Tectran VBT-2028 6x6 yang
memiliki mobilitas tinggi pada berbagai kondisi medan. Astros II
biasanya dikelompokkan dalam baterai artileri yang terdiri dari 13
kendaraan diantaranya.
ASTROS II memiliki beberapa varian diantaranya :
MLRS ASTROS II milik TNI AD
Spesifikasi unit kendaraan ASTROS II
Rudal China C-705 segera dikembangkan dan di produksi di IndonesiaAll image JKGR |
Sebagai langkah awal TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri.Rencananya, sebanyak 16 kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine, bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut.
“Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013.
PT. Pindad dipastikan akan memproduksi panser canon Tarantula asal Korea Selatan, dikutip dari itoday bahwa Legal & Public Relation Manager PT.Pindad, Tuning Rudyati mengatakan bahwa Pindad akan memproduksi panser canon asal Korea Selatan, sebagai bagian dari perjanjian transfer of technology (ToT) yang dibuat Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan.
Rencananya Pemerintah Indonesia akan membeli 22 panser canon Tarantula dari Korea Selatan, dimana 11 di antaranya akan diproduksi dan didatangkan langsung dari Korea Selatan, dan sisanya akan diproduksi oleh Pindad, " ungkapnya.
Penjelasan Tuning juga menjelaskan mengapa pihak CMI Defense Belgia, mengklaim bahwa pihaknya akan memasok turret CSE90 dan laras kaliber 90 mm untuk Tarantula Pindad. Padahal sebelumnya, turret dan laras ini digunakan Pindad dalam pengembangan panser canon yang didesain dari basis panser Anoa, namun pada akhirnya gagal dikembangkan karena pemerintah lebih memilih membeli barang dari Korea Selatan.
Pindad Membuat Anoa Versi 2 Armoured dan RCWS
Selain kepastian memproduksi 11 unit panser canon dari Korea Selatan sebagai bagian dari transfer of technology (TOT), ada kabar baik lainnya dari PT.Pindad (Persero).
Tuning Rudyati mengatakan bahwa versi terbaru panser Anoa versi 2, yang sudah menambahkan armoured dan RCWS sudah siap diproduksi. "Kami sudah bekerjasama dengan ST Kinetics dan Selex untuk pengadaan RCWS Anoa 2," ungkapnya.
ST Kinetics sendiri mebenarkan informasi dari Pindad, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai apa-apa saja detil kerjasama dua perusahaan ini dan menyerahkan semuanya ke pihak Pindad.
Namun hal sedikit berbeda disampaikan oleh Selex Galileo, yang mengatakan bahwa belum ada kesepakatan antara Selex dengan Pindad. Namun Selex tetap menyatakan bahwa mereka saat ini sedang melakukan penawaran berbagai produknya ke Pindad, dan berharap bisa bekerjasama dengan BUMNIS asal Bandung ini.
"Saat ini kami sedang menawarkan produk Selex Galileo kepada Pindad, " ungkap Product Marketing Manager International, Lucarini Massimo.
Pindad sendiri mengakui sudah siap untuk memproduksi panser Anoa versi terbarunya jika pemerintah memesannya.
Panser Anoa Lahir dari Modifikasi Truk Angkut Personel
Bandung (MI) :INDUSTRI pertahanan dalam negeri menunjukkan geliatnya lewat beberapa produk yang mulai mendunia. Diantara produk yang masih sedikit itu, nama Panser 6x6 Anoa menjadi salah satu produk alat utama sistem senjata (alutsista) lokal yang menjadi andalan.
Kehandalan kendaraan lapis baja ini sudah diakui dunia. Bahkan, pasukan penjaga perdamaian PBB menggunakan kendaraan ini untuk misinya di beberapa negara konflik. Sejumlah negara juga mulai tertarik untuk membelinya. Sebut saja Malaysia, misalnya. Negeri Jiran itu memesan puluhan Anoa yang diproduksi PT Pindad. Di dalam negeri, TNI Angkatan Darat sudah memesan sekitar 200 unit Anoa dalam beberapa tahap. Sekarang ini produksi terus dikebut untuk memenuhi seluruh pesanan itu.
Keberhasilan Anoa tidak dicapai dalam waktu yang singkat. PT Pindad mulai membuat prototype kendaraan anti peluru ini sejak darurat militer di Aceh. Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, mengatakan pada saat operasi militer di Aceh, ada peristiwa di mana truk pengangkut prajurit TNI kecelakaan yang menewaskan anggota. Dari peristiwa itu, salah seorang petinggi TNI menanyakan kesanggupan Pindad untuk membuat kendaraan angkut yang lebih aman. Tantangan itu dijawab dengan lahirnya prototype berupa kendaraan angkut hasil modifikasi truk pengangkut.
Truk biasa itu dibuatkan penutup di sisi-sisinya untuk lebih melindungi prajurit. Kendaraan itu terus dikembangkan hingga pada periode 2000-an lahirlah Panser 6x6 yang dinamai Anoa. “Saat itu varian APC (kendaraan angkut personel),” katanya, Selasa (16/10) lalu. PT Pindad terus mengembangkan Anoa. Kini telah ada beberapa varian Panser yang diproduksi. Diantaranya, angkut personel, ambulans, recovery, komando, dan angkut logistik. Panser itu dibuat menggunakan bahan lokal untuk lapisan baja. Sedangkan mesin masih harus mendatangkan dari luar negeri.
“Mesin kita beli sesuai pesanan, bisa Renault bisa Mercedes,” katanya. Pihaknya terpaksa membeli mesin dari luar negeri setelah kerja sama pengadaan mesin dari dalam negeri kandas. Saat itu, PT Pindad menjalin kerja sama dengan Texmaco untuk pemasok mesin. “Tapi berhubung Texmaco kolaps, kita beli dari luar negeri. Ke depan kalau ada industri di tanah air yang bisa menyediakan mesin sekelas yang kita gunakan, pasti kita gunakan dari dalam negeri,” sebut dia.
PT Pindad membanderol harga per unit Panser Anoa dalam kisaran Rp 8 miliar, tergantung spesifikasi yang dipesan. Kerja keras PT Pindad membuahkan hasil sepadan. Anoa menjadi produk alutsista laris karena terbukti handal. Bahkan, Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi dalam negeri, selain senapan serbu yang juga dihasilkan PT Pindad. Dalam Indo Defence V 2012 Expo and Forum, 7-10 November nanti di Jakarta, Panser 6x6 Anoa menjadi ikon dari alutsista produksi Indonesia yang dipamerkan.
“Anoa sudah teruji di internasional dalam misi PBB,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Pada ajang itu, Anoa akan bersanding dengan berbagai alutsista yang diproduksi puluhan negara yang turut serta. Tercatat sekitar 50 negara dari lima benua akan turut serta dengan lebih dari 600 perusahaan. “Bahkan akan ada 25 paviliun negara dan akan hadir sebanyak tujuh menteri pertahanan dan panglima, wakil menteri pertahanan, serta pejabat-pejabat pertahanan dan militer dari lima benua,” lanjut Sjafrie.
Penampilan sejumlah produk pertahanan andalan yang diproduksi perusahaan milik negara maupun swasta dengan ikon Anoa ini, menurut Sjafrie, merupakan wujud konkret era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri. Lewat pameran itu, diharapkan bakal memacu penjualan alutsista lokal di pasar internasional.
KRI Beladau 643 Kapal Cepat Rudal TNI AL
Category: KCR
(Ilustrasi: KRI Kujang 642)
KRI Beladau melakukan sea trial pada 11 januari 2013 dan rencananya akan diresmikan masuk dalam jajaran Armada TNI AL pada tanggal 25 januari 2013. Sama seperti para pendahulunya yaitu KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642, Kapal ini terbuat dari Bahan Baja - Alumunium yang terdiri dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian lambungnya, Sementara untuk bagian atas kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar. Baja High Tensils Steel sendiri merupakan produk dalam negeri yang diperoleh dari PT. Krakatau Steel.
Dalam hal persenjataan, Kapal perang ini dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih Sensor Weapon Control ( Sewaco ) berupa meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System ( CIWS ) dan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm, kapal ini juga dilengkapi 2 set Rudal C-705 sebagai rudal anti kapal permukaan. KRI Beladau 643 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang bertugas menyergap dan menghancurkan musuh dengan cepat serta menghindar dari serangan lawan dengan cepat pula.
BTR 80A : Ranpur Amphibi Marinir
Category: Panser dan Ranpur
Di indonesia BTR-80 sudah masuk jajaran Korps Marinir TNI AL sejak tahun 2000 dengan mengakusisi 12 unit BTR-80A. Kendaraan baja tersebut bertugas dengan Detasemen Kavaleri di dalam Brigade Marinir I. TNI AL mempersenjatai BTR-80 dengan meriam otomatis 2A72 kaliber 30 mm dan mitraliur PKT kaliber 7.62 mm. BTR-80 juga merupakan cikal bakal lahirnya APC Anoa produksi PT. Pindad.
Karakteristik umum BTR-80A
- Awak : 10 personel
- Panjang : 7,65 meter
- Lebar : 2,90 meter
- Tinggi : 2,35 meter
- Berat : 13.6 ton
- Senjata utama : KPVT 14.5mm
- Senjata pelengkap : PKT 7.62mm
- Mesin : Diesel V8 UTD-20 ( 260 hp )
- Suspensi Roda 8×8
- Kecepatan : 80 km/jam, dalam air 9 km/jam
- Tenaga : 19 hp/ton
- Daya jelajah : 600 km
-
Tank Leopard 2 Revolution
Category: Tank
Main Battle Tank Leopard 2 Revolution
Dari segi tampilan, memang ada perbedaan antara Leopard 2A4 dengan Leopard Revolution. Yang menonjol adalah perbedaan pada kubah meriamnya. Varian Revolution memiliki kubah meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara Leopad 2A4 kubahnya masih berbentuk kotak. Untuk kemampuan bertempur kedua varian ini pun berbeda. Untuk Leopard 2A4 yang dikembangkan di tahun 1980an berangkat dari konsep peperangan era itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk meladeni peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota.
Pengembangan paling nyata pada Leopard Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection ( AMAP ). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket ( RPG ) atau untuk peledak improvisasi ( IED ). Dengan sifat modularnya itu pula, apabila ada lapisan proteksi rusak karena dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu bobot Tank Leopard Revolution bertambah menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton.
Untuk persenjataan, Leopard Revolution menggunakan senjata utama meriam yang sama dengan 2A4 yaitu meriam L44 smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tanknya mampu membekal 42 butir peluru. 15 peluru dalam kondisi siap tembak tersimpan dikubah meriam, sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi. Untuk tambahan daya gempur dan bela diri ringan, Tank ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan secara otomatis menggunakan remote control sehingga awak tank tak perlu nongol keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.
Data teknis Leopard 2 Revolution - Masuk tugas : 2010
- Awak : 4 orang ( komandan, pengemudi, juru tembak, juru muat peluru )
- Bobot : 60 ton
- Panjang keseluruhan : 9,7 meter
- Panjang bodi : 7,7 meter
- Lebar : 3,7 meter
- Tinggi : 2,5 meter
- Meriam : 120 mm smoothbore
- Senapan mesin : 1 x 12,7 mm, 1 x 7,62 mm
- Pengaturan sudut tinggi tembak : -9 hingga 20 derajat
- Sudut putar meriam : 360 derajat
- Mesin : MTU MB-837 Ka501 diesel turbocharge, 1.500 tenaga kuda
- Jarak jangkau operasi : 500 km
- Halangan vertikal : 1,15 meter
- Parit : 3 meter
- Kemampuan masuk air spontan : 1 meter
- Kemampuan masuk air dengan tambahan perangkat : 4 meter
- Mi-35P merupakan helikopter serang buatan Rusia hasil pengembangan
dari helikopter militer sebelumnya yaitu Mi-24. Helikopter ini
mengombinasikan kemampuan tembak dan kemampuan mengangkut tentara,
keunggulan lain dari Mi-35P adalah bagian tubuh dan kanopi kacanya mampu
menahan tembakan hingga kaliber 20 mm dari jarak cukup dekat, sehingga
mendapat julukan "Tank terbang". Untuk persenjataan TNI memodifikasi
dengan menambahkan senjata mesin fleksibel berkaliber 12,7 mm dan
senjata laras ganda dengan kaliber 30 mm serta pemasangan rudal AT 9
yang merupakan rudal anti Tank.
Indonesia sejak oktober 2010 sudah memiliki 5 unit Helikopter Mi-35P yang bermarkas di Skuadron 31/Serbu Pusat Penerbangan TNI-AD. Dilihat dari kemampuan tempur serta daya angkutnya Helikopter Mi-35P bisa disejajarkan dengan jenis helikopter AH-1 Cobra, UH-60 Black Hawk, AH-64 Apache atau pun Mangusta A129.
Helikopter Mi-35 - Kru : 3 (pilot, perwira persenjataan, teknisi)
- Kapasitas : 8 prajurit atau 4 tandu
- Panjang : 17,5 m
- Diameter baling-baling : 17,3 m
- Rentang Sayap : 6,5 m
- Tinggi : 6,5 m
- Area piringan: 235 m²
- Berat kosong : 8.500 kg
- Berat maksimum lepas landas : 12.000 kg
- Mesin : 2× Isotov TV3-117 turbin, 1.600 kW (2.200 hp) masing-masing Performa
- Kecepatan maksimum : 335 km/h (208 mph)
- Jarak jangkau : 450 km (280 miles)
- 30 mm Yakushev-Borzov multi-barrel machine gun
- 1500 kg bom
- 4× Peluru kendali anti tank (AT-2 Swatter atau AT-6 Spiral)
- 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod
- 2× 23 mm meriam dua laras (machinegun-pod)
- 4× tangki bahan bakar eksternal
MLRS ASTROS II: Rudal Artileri TNI AD
Category: Rudal dan Artileri
- 6 unit kendaraan peluncur roket
- 6 unit truk pembawa roket
- 1 unit kendaraan yang dilengkapi radar dan system kontrol penembakan
ASTROS II memiliki beberapa varian diantaranya :
- SS-30. Dengan kemampuan menampung muatan roket sebanyak 32 unit dengan kaliber 127 mm, jangkauan tembak 9 km sampai 30 km.
- SS-40. Dengan muatan 16 unit roket dengan kaliber 180 mm, jangkauan tembak 15 km sampai 35 km.
- SS-60. Dengan muatan roket sebanyak 4 unit kaliber 300 mm, jangkauan tembak 20 km hingga 60 km.
- SS-80. Dengan muatan 4 unit roket kaliber 300 mm, jangkauan tembak 22 km hingga 90 km.
- SS-150. Dengan muatan 4 unit roket kaliber 300 mm, jangkauan tembak 29 km sampai 150 km.
- AV-300 MT. Khusus untuk meluncurkan rudal jelajah dengan daya jangkau 300 km (dalam tahap pengembangan)
MLRS ASTROS II milik TNI AD
- Bobot : 10.000 kg
- Panjang : 7 meter
- Lebar : 2,9 meter
- Tinggi : 2,6 meter
- Kru : 3 orang
- Persenjataan Utama : Modul Peluncur Roket
- Persenjataan Tambahan : 1 unit meriam mesin M2 Browning kaliber 12,7 mm
- Mesin : 1 unit Mercedes OM422 8 silinder
- Suspensi : 6 x 6
- Jangkauan Operasi : 480 km
- Kecepatan Maksimum : 90 km/jam
kebangkitan militer indonesia
indonesia merupakan negara
kepulauan yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak serta kondisi
geopolitik berada di dua persimpangan samudra yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik serta dua benua, yakni benua Asia dan Australia. Negara
lain akan menghargai kedaulatan Indonesia jika pertahanan kita kuat.
Nah,
sekarang bagaimanakah kondisi pertahanan serta alat utama sistem
senjata (alutsista) kita ? apakah sudah cukup kuat “menakuti” bangsa
lain ? Mari kita simak masing-masing kekuatan, khususnya kekuatan
alutsista trimatra Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni Angkatan Darat
(AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
Pemerhati isu pertahanan dan alutsista TNI, Jagarin Pane
mengatakan perkembangan pengadaan alutsista TNI mulai tahun 2012 ini
bisa disebut masuk musim panen raya sampai tahun 2014. Tahun ini saja
kita sudah menerima empat pesawat coin (counter insurgency) Super Tucano
buatan Brazil dari yang kita pesan satu skuadron (16 unit).
Kita
juga sudah menerima 2 KCR (Kapal Cepat Rudal) dari enam yang dipesan
buatan galangan kapal dalam negeri di Batam. Tank berat Leopard juga
sudah diambang pintu dengan pesanan 100 unit bersama dengan 50 uni tank
medium Marder buatan Jerman.
“Kita
juga sedang menunggu kedatangan MLRS (Multi Launcer Rocket System)
Astross II dari Brazil untuk kebutuhan dua batalyon, satu unit kendaraan
peluncurnya dipamerkan di ajang Indo Defence di Jakarta. Demikian juga
dengan howitzer Caesar buatan Perancis untuk kebutuhan dua batalyon
artileri sedang dinantikan kedatangannya bersama rudal Mistral untuk
satu batalyon. Pokoknya banyak sekali pengadaan alutsista hingga tahun
2014 untuk ketiga matra TNI ini”, ungkap Jagarin kepada “PR” ketika
dihubungi beberapa waktu lalu.
Astross II, Caesar dan FH2000 di HUT TNI 5 Oktober 2012 |
Jika
ditanya mana yang terkuat diantara ketiga matra saat ini, ia mengatakan
yang paling kuat adalah Angkatan Darat baik dari sisi jumlah pasukan
maupun alutsista. TNI AD punya lebih dari 1000 tank dan panser belum termasuk artileri dan rudal anti serangan udara. “Akan tetapi tank yang dimiliki hanya berkategori tank ringan dari jenis Scorpion buatan Inggris dan AMX13 buatan Perancis. Itu
sebabnya sesuai perkembangan situasi kawasan yang dinamis kita butuh
Main Battle Tank (MBT) dan Medium Tank”, ungkap Jagarin menjelaskan.
Sementara
itu, lanjut dia, untuk TNI AL punya kekuatan armada dengan lebih dari
140 KRI terbagi dalam dua armada, yaitu armada Barat dan Timur. Yang
membanggakan tentu kekuatan pemukul KRI sudah dilengkapi dengan rudal
anti kapal Yakhont buatan Rusia berjarak tembak 300 km, rudal C802 dan
C705 buatan Cina. Uji coba rudal Yakhont yang dilakukan di mulut
perairan Ambalat Oktober 2012 lalu pada seri latihan Armada Jaya mampu
menenggelamkan KRI LST yang sudah pensiun dengan sekali tembak.
“Satuan
pemukul TNI AL yang lain adalah Korps Marinir yang punya kemampuan
serang pantai. Ini yang tidak dimiliki oleh Malaysia dan Singapura.
Korps Marinir memiliki persenjataan yang berbeda generasi mulai dari
tank amfibi PT 76, BTR50, AMX10P, BTR80A, RM Grad sampai yang terbaru
BMP3F”, ungkap Jagarin lagi.
Untuk
TNI AU Jagarin menilai kondisi alutsista yang paling lemah diantara dua
matra TNI lainnya. Saat ini TNI AU hanya memiliki kekuatan 10 F16, 10
Sukhoi, 12 F5E, 32Hawk 100/200, 4 Super Tucano. Menurut dia kekuatan
itu jelas sangat tidak memadai untuk mengawal dirgantara RI yang seluas
Eropa ini.
“Namun
dengan kedatangan 24 F16 blok 52, 6 Sukhoi, 16 Super Tucano dan 16 T50
setidaknya sesak nafas yang menjadi kendala mengawal kedaulatan udara
RI bisa agak lega. Tentu saja tidak berhenti sampai disitu. Mestinya
dalam MEF (Minimum Essential Force) tahap II tahun 2015-2019 kita
harus memiliki minimal 32 jet tempur kelas berat Sukhoi, 48 jet tempur
ringan F16 dan paling tidak punya juga minimal 24 unit dari jenis
Typhoon atau Rafale” ucap Jagarin lagi.
Melihat
kondisi alutsista trimatra TNI upaya untuk menambah persenjataan tentu
menjadi sebuah keniscayaan bagi negara besar seperti Indonesia. Negara
kita baru saja memproduksi UU Industri Pertahanan sebagai payung hukum
untuk mengembangkan industri pertahanan dan keamanan (hankam) dalam
negeri.
Rudal Anti Tank Javelin segera memperkuat alutsista TNI |
“Sebenarnya
sebelum UU itu jadi, Kementerian Pertahanan sudah melakukan langkah
maju yang berani dengan kerjasama ToT (Transfer of Technology) dengan
Korea Selatan dalam pengadaan tiga kapal selam jenis Chang Bogo. Saat
ini PT PAL dan Daewoo sedang menyeleksi tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu untuk mendapatkan 200 tenaga ahli yang akan dikirim ke
Korsel. Dua kapal selam dibangun di Korsel dan satu unit di PT PAL Surabaya. Dengan Cina kita juga sedang melakukan kerjasama alih teknologi rudal C705. Jika
sekolah rudal ini berhasil, dikombinasi dengan kemampuan LAPAN (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang sudah mampu menguji roket
berjarak tembak 300 km, bisa dipastikan akan terjadi kemajuan yang luar
biasa dalam teknologi rudal kita dua hingga tiga tahun ke depan” ungkap
Jagarin lagi.
Lebih
lanjut ia menambahkan dalam pembuatan kapal perusak kawal rudal yang
dikenal sebagai proyek PKR10514 dengan Damen Schelde Belanda saat ini
pun dilakukan dengan transfer teknologi. “PT PAL yang saat ini sudah
mendapat order membuat enam kapal cepat rudal ukuran 60 meter untuk TNI
AL, jika berhasil mendapatkan teknologi PKR 10514 akan menjadi
perusahaan pembuat kapal perang yang disegani di Asia Tenggara “, tutur
Jagarin.
Posisi di Asia Tenggara
Jika
demikian bagaimana sebenarnya posisi Indonesia di Asia Tenggara saat
ini ? dulu kita dikenal sebagai “Macan Asia”, apakah gelar itu masih
pantas diberikan kepada Indonesia ?
Jagarin
mengatakan modernisasi alutsista TNI sebenarnya untuk mengejar
ketertinggalannya yang cukup jauh dibanding dengan tetangganya.
Malaysia sudah jauh hari punya MBT PT91 buatan Polandia, Singapura sudah
punya MBT Leopard. Sampai hari ini TNI AD hanya punya tank ringan
Scorpion. “Lha, Scorpion jika diadu dengan PT91 di Kalimantan, kan sama
saja dengan menandingkan kambing dengan sapi, beda kelas. Jadi
penambahan kekuatan persenjataan kita adalah sebuah keniscayaan dan
fardu kifayah. Dulu di zaman Dwikora kekuatan militer RI adalah yang
terkuat di Asia Tenggara sehingga dianggap sebagai kekuatan Macan Asia.
Dengan modernisasi alutsista ini diharapkan Indonesia akan menjadi
salah satu kekuatan yang diperhitungkan di Asia sesuai arahan Presiden
SBY di hadapan petinggi Kemenhan dan Mabes TNI blan puasa yang lalu”,
ujarnya menjelaskan.
Khusus
dengan Malaysia dimana Indonesia sering mengalami konflik, Jagarin
berani menyatakan bahwa kekuatan militer Indonesia saat ini secra umum
tetap lebih kuat dari Malaysia. “Hanya di AU kekuatan mereka lebih
‘bergigi’ dengan memiliki 18 Sukhoi, 12 Mig29, 8 Hornet, 12 F5E. Untuk
AL kita yang terkuat dengan lebih dari 140 KRI bandingkan dengan
Malaysia hanya memiliki 58 KD. Mereka tidak punya pasukan Marinir
berkualifikasi serbu, kita punya dua divisi pasukan Marinir berkemampuan
serang pantai”, katanya lagi.
Latihan PPRC Natuna Sept 2012 |
Yang lebih membanggakan, lanjut Jagarin, tentu skill individu prajurit kita lebih tahan uji dan mahir. Terbukti
dalam setiap uji tanding di kejuaraan menembak regional berbagai
senjata perseorangan, Indonesia selalu tampil menjadi nomor satu. Negara-negara ASEAN dan Australia angkat topi dengan kemampuan individu prajurit TNI. “Dengan
Marinir AS pun terbukti dalam uji ketahanan fisik dan mental di hutan
Jawa Timur beberapa waktu lalu bersama Marinir AS, personel Marinir AS
kalah uji nyali dan uji fisik dengan Marinir Indonesia”, ungkapnya.
Apalagi,
lanjut Jagarin, kehadiran 45 negara dan 500 produsen alutsista dunia di
ajang Indo Defence membuktikan bahwa dunia sedang melirik Indonesia
dengan anggaran alutsista yang luar biasa yakni Rp 100 trilyun dan
diharapkan menjadi Rp 150 trilyun pada tahun 2014 nanti. “Prinsip yang
dibangun Kemenhan, kan sudah jelas kalau belum mampu bisa beli dari luar
tapi syaratnya berbagi teknologi. Kita meyakini kebijakan Kemenhan
yang melakukan transaksi pengadaan alutsista sudah berada di jalan yang
benar. Pengadaan MBT Leopard dilakukan G to G ( government to
government) sehingga mampu menghapus beban jasa broker”, katanya
menjelaskan.
Semua
industri hankam dalam negeri saat ini bergerak dan mekar dengan
berbagai order alutsista dari Kemenhan. Lihat saja PT Pindad dan PT
Dirgantara Indonesia (PT DI). Industri dirgantara PT DI yang sempat
dinyatakan bangkrut, saat ini sedang berupaya merekrut tenaga ahli untuk
menyinari kembali industri kebanggaan RI itu. “Demikian juga dengan PT
PAL, semuanya sedang menggeliat dan menampilkan kesibukannya tak
terkecuali industri swasta nasional kita”, tutur Jagarin.
militer indonesia
Tentara Nasional Indonesia (atau biasa disingkat TNI) adalah nama sebuah angkatan perang dari negara Indonesia. Pada awal dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) kemudian berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian diubah lagi namanya menjadi seperti sekarang ini.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan. Panglima TNI saat ini adalah Laksamana TNI Agus Suhartono.
Dalam sejarahnya, TNI pernah digabungkan dengan POLRI. Gabungan ini disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang menggunakan slogan "Catur Dharma Eka Karma" disingkat "CADEK". Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI maka pada tanggal 30 September 2004 telah disahkan RUU TNI oleh DPR RI yang selanjutnya ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 19 Oktober 2004.
Seiring berjalannya era reformasi di Indonesia, TNI mengalami proses reformasi internal yang signifikan. Di antaranya adalah perubahan doktrin "Catur" menjadi "Tri" setelah terpisahnya POLRI dari ABRI. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep/21/I/2007, pada tanggal 12 Januari 2007, doktrin TNI ditetapkan menjadi "Tri Dharma Eka Karma", disingkat "TRIDEK".[2]
Tahun 2012, jumlah personel TNI adalah sebanyak 476.000 personel.
Update >>http://munsypedia.blogspot.com/2013/01/kekuatan-militer-indonesia-peringkat-15-dunia-tahun-2013-terbaru.html
Description: Kekuatan Militer Indonesia Peringkat 13 Dunia Tahun 2013
Rating: 4.5
Reviewer: Munsy Afandi -
ItemReviewed: Kekuatan Militer Indonesia Peringkat 13 Dunia Tahun 2013
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan. Panglima TNI saat ini adalah Laksamana TNI Agus Suhartono.
Dalam sejarahnya, TNI pernah digabungkan dengan POLRI. Gabungan ini disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang menggunakan slogan "Catur Dharma Eka Karma" disingkat "CADEK". Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI maka pada tanggal 30 September 2004 telah disahkan RUU TNI oleh DPR RI yang selanjutnya ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 19 Oktober 2004.
Seiring berjalannya era reformasi di Indonesia, TNI mengalami proses reformasi internal yang signifikan. Di antaranya adalah perubahan doktrin "Catur" menjadi "Tri" setelah terpisahnya POLRI dari ABRI. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep/21/I/2007, pada tanggal 12 Januari 2007, doktrin TNI ditetapkan menjadi "Tri Dharma Eka Karma", disingkat "TRIDEK".[2]
Tahun 2012, jumlah personel TNI adalah sebanyak 476.000 personel.
UN1X PROJECT | Kekuatan Militer Indonesia Peringkat 13 Dunia Tahun 2013 | Pada tahun 2013 ini menurut Global Fire Power kekuatan
militer indonesia naik menjadi
peringkat 13 dunia, dimana sebelumnya
pada tahun 2012 hanya peringkat 18 dunia. Indonesia Berhasil Melewati
Negara Besar seperti Jepang, Iran, dan Israel. Penilain yang dilakukan
oleh Global Fire Power didasarkan beberapa Faktor seperti Jumlah Personnel, Weapon Systems, Naval Power, Logistical dan, Resources (Oil Production, Oil Consumption,Oil Proven Reserves).
Berikut adalah daftar peringkat 30 besar kekuatan militer negara-nagara di dunia.
Sedangkan untuk wilayah asia pasifik,
Indonesia menempati urutan ke 7, dan peringkat 3 besar masih di dominasi negara Rusia, China, Dan India. Pada wilayah ASEAN Indonesia masih Mendominasi menjadi Negara terkuat diikuti oleh thailand, Vietnam, Fhilipina dan Malaysia.
Update >>http://munsypedia.blogspot.com/2013/01/kekuatan-militer-indonesia-peringkat-15-dunia-tahun-2013-terbaru.html
Langganan:
Postingan (Atom)